Kamis, 15 Maret 2012

Artikel 2


Bangsa ini Saatnya Meneladani Kejujuran Nabi Muhammad SAW
Musni Umar - detikNews
Senin, 06/02/2012 19:23 WIB

Jakarta Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia, pada 12 Rabiul Awal 1433 H bertepatan 5 Februari 2012 kembali memperingati Maulid (hari lahir) Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam (SAW). Setiap memperingati Maulid, bangsa Indonesia sepatutnya mengambil pelajaran dan contoh teladan dari sifat-sifat, perilaku dan tutur kata Muhammad SAW.

Salah satu sifatnya yang amat dikagumi sejak remaja, yang kemudian kaum Quraisy memberinya gelar "Al Amiin" (orang yang dipercaya) ialah sifat jujur dan lurus (amanah). Sifat jujur ini sangat penting digelorakan untuk diamalkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena, terutama kalangan elitnya cenderung hidup hedonis, dan mengabaikan pentingnya kejujuran.

Selain itu, kehidupan semakin keras dan penuh persaingan, telah membawa kepada sikap pragmatis dengan menanggalkan kejujuran dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemewahan dan kesenangan materi.

Di kalangan masyarakat sudah ada pandangan, kalau berperilaku jujur dan lurus akan dijauhi, tidak disukai dan hidupnya susah. Ini harus dicegah dan dihentikan pandangan yang menyesatkan itu.

Muhammad Abduh dalam buku Tafsirnya "Al Manar" membagi tingkatan amanah (jujur) menjadi tiga. Pertama, jujur kepada Allah yaitu menepati janji untuk menaati semua perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Larangan Allah yang berkaitan kejujuran ialah sifat munafik yaitu kalau berbicara ia berbohong, kalau berjanji ia menyalahi janji, dan jika dipercaya ia berkhianat.

Kedua, jujur terhadap sesama manusia, yaitu menjaga sesuatu yang diterima dan menyampaikannya kepada yang berhak menerima. Jujur semacam ini menurut Imam Ar-Razi, mencakup kejujuran para penguasa dan ulama dalam membimbing masyarakat.

Ketiga, jujur kepada diri sendiri. Allah telah membekali manusia dengan akal untuk membedakan yang hak dan batil. Pada tataran ini, banyak manusia yang mengkhianati dirinya dengan mengambil harta bukan miliknya. Inilah yang disebut sekarang korupsi,

Kejujuran Kunci Keselamatan

Setidaknya terdapat tiga alasan mengapa bangsa Indonesia harus meneladani kejujuran Muhammad SAW. Pertama, bangsa Indonesia adalah bangsa panutan. Rakyat selalu melihat ke atas. Kalau para pemimpinnya jujur dan taat, maka rakyatnya akan meniru mereka. Sebaliknya kalau tidak jujur, maka rakyat akan menjadi tidak jujur dan kehilangan panutan.

Akibatnya rakyat meneladani yang mereka lihat di TV dan di lingkungannya. Inilah yang dialami bangsa Indonesia. Maka untuk memperbaiki dan menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia, sudah saatnya para pemimpin di semua tingkatan, para birokrat/pegawai, dan pejabat negara, mencontoh dan meneladani kejujuran Muhammad SAW dan mengamalkan dalam hidup sehari-hari.

Kalau hal itu dilakukan, maka rakyat akan mencontoh kepada para pemimpin dan inilah awal munculnya pemerintah yang bersih. Pemerintah yang bersih, merupakan syarat mutlak terciptanya masyarakat adil dan makmur yang menjadi tujuan Indonesia merdeka.

Kedua, bangsa. Indonesia masih dalam suasana keterpurukan di segala bidang. Salah satu sebabnya pernah diungkapkan oleh Amir Syakib Arsalan dalam bukunya "Limadza Taakharal Muslimuna Wa Taqaddama Ghairuhum? (Mengapa Kaum Muslim mundur dan lainnya maju). Dia menjawab antara lain kaum Muslim mundur lantaran meninggalkan agamanya. Menurut saya, bangsa Indonesia ini mundur dan belum bangkit menuju kemajuan karena kejujuran belum diamalkan.

Bangsa ini seharusnya makmur dan sejahtera karena kekayaan alamnya melimpah, tetapi kejujuran tidak diamalkan, sehingga korupsi merajalela, yang kaya semakin kaya, sementara mayoritas dari bangsa ini masih miskin dan terkebelakang.

Ketiga, Muhammad SAW merupakan manusia paripurna yang patut dijadikan contoh teladan. Tuhan telah menegaskan dalam Al-Qur'an "Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil'alamaniin" (Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam).

Penegasan Tuhan itu, semakin mendapat pembenaran secara ilmiah, misalnya seorang ilmuan berkebangsaan Amerika Serikat, Michael H. Hart dalam bukunya yang bertajuk "100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (1992) telah memilih dan menempatkan Muhammad pada ranking pertama dari 100 tokoh paling berpengaruh di dalam sejarah. Dia menyebut Muhammad "supremely successful" in the both religious and secular realms.

Oleh karena itu, bangsa Indonesia sudah saatnya meneladani Muhammad SAW dalam seluruh aspek kehidupannya. Setiap kita memperingati Maulid, seharusnya memetik sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia terutama kejujuran yang diperlukan sekarang ini.

Kesimpulan

Dalam suasana memperingati Maulid, bangsa Indonesia sangat penting meneladani dan mengamalkan kejujuran, yang merupakan salah satu sifat Muhammad SAW yang amat penting. Sifat jujur adalah mahkota kehidupan. Ia sangat penting diamalkan karena merupakan kunci untuk meraih kemajuan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Para pemimpin bangsa ini disemua tingkatan, setiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sebaiknya memperbaharui niat, komitmen dan tekad untuk meneladani dan mengamalkan kejujuran Muhammad dalam hidup sehari-hari.

Diharapkan tumbuh semangat dan gerakan hidup jujur di kalangan bangsa Indonesia sebagai solusi untuk memperbaiki segala kekurangan dan kelemahan selama ini.

*) Musni Umar, sosiolog dan Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar